Kamis, 19 Desember 2013

Makalah Motivasi Belajar




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa tetap naik dalam waktu ke waktu, maka setiap siswa harus memiliki keinginan untuk tetap terus belajar. Agar keinginan untuk tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya, maka setiap siswa tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap semangat belajar.
Keseluruhan motif-motif  yang menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini, secara umum dapat dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi belajar disini adalah  keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam proses belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh siswa, namun juga oleh seorang guru. Melalui pengetahuan tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi, maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat.  



1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2.      Mengapa motivasi dalam belajar penting?
3.      Apa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar?
4.      Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1.      Mengetahui pengertian dari motivasi belajar
2.      Mengetahui fungsi motivasi dalam belajar
3.      Mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
4.      Mengetahui upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar.

1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah agar para pembaca mengetahui secara lebih rinci mengenai motivasi belajar.

1.5  Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka.








 BAB II
ISI

2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sudirman (1992:73) Motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sanagt dirasakan mendesak. Sedangkan menurut Natawijaya dan Moesa (1992:54) Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif atau motif-motif menjadi tindakan atau perilaku untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan.
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman 1992:73-74) motivasi adalah perubahan  energi  dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pendapat tersebut menunjukkan dalam pengertian motivasi terdapat tiga elemen penting, yaitu motivasi mengawali terjadinya perubahan energi  pada diri setiap individu, motivasi ditandai dengan munculnya feeling, afeksi seseorang, motivasi akan dirangasang karena adanya tujuan.
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita.Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi.Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorongterjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar.Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi terkandung adanya pengarahan sikap dan perilaku belajar individu. (Koeswara, 1989:Siagian, 1989 :Schein : Biggs &Teller, 1987).
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu; (i) kebutuhan, (ii) dorongan , (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu
1.      Kebutuhan fisiologis
2.      Kebutuhan akan perasaan aman
3.      Kebutuhan sosial
4.      Kebutuhan akan penghargaan diri
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti pangan, sandang, dan perumahan. Kebutuhan akan rasa aman berkenaan dengan keamanan yang bersifat fisik dan psikologis. Sebagai ilustrasi, individu tidak boleh diganggu secara fisik dan biarkan untuk berkreasi. Kebutuhan sosial berkenaan dengan perwujudan berupa diterima oleh orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan maju, dan pemilikan diri. Sebagai ilustrasi, individu diperbolehkan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya.Sebagai ilustrasi, seorang anak desa boleh menjadi prajurit, berpangkat jenderal, dan menjadi kepala negara, karena dia mampu dan diberi peluang.
Dari segi dorongan, menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk kebutuhan organisme.Di samping itu juga merupakan sistem yang memungkinkan organisme dapat dipelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respons dari organisme, kekuatan, dorongan organisme, dan penguatan kedua hal tersebut.Hull memang menekankan dorongan sebagai motivasi penggerak utama perilaku, tetapi kemudian juga tidak sepenuhnya menolak adanya pengaruh faktor-faktor eksternal.Dalam hal ini insentif (hadiah atau hukuman) mempengaruhi intensitas dan kualitas tingkah laku organisme.
Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku.Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian kebutuhan.Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi untuk “sementara”.Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti sementara”

untuk lebih lengkapnya silahkan download link di bawah ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar