Oleh: Rhezha
Hussein, S.Pd. M.Si.
Allah Swt
telah mengaruniakan `Bukti-Bukti Nyata` kepada setiap Utusan dari para
Rasul-Nya, sebagai peneguh Risalah yang dibawanya dalam memikul beban Dakwah
dan menyeru kepada ummat manusia menuju penyembahan Allah Swt semata.
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ…..
Sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata….(Al-Hadiid: 25)
Para Ulama
menamakan `Bukti-Bukti Nyata` itu dengan istilah `Mukjizat`, dan sudan menjadi
sunnahtullah bahwa Mukjizat-mukjizat yang dikaruniakan pada setiap Rasul harus
sesuai dengan kondisi ummat yang diserukan, sesuai dangan wawasan dan pemikiran
mereka agar memberi pengaruh kuat dalam mengajak mereka ke jalan yang benar.
Seperti pada Zaman Firaun, ketika kaum paganis Mesir Kuno dahulu sangat
mengagungkan kekuatan Sihir, maka dengan Mukjizat-Mukjizat nyata Nabi Musa A.s
dapat mengalahkan Ilusi-ilusi para penyihir untuk membebaskan Bani Israel dari
cengkraman Firaun, dan tatkala Nabi akhir zaman Muhammad Saw diurus untuk
seluruh Manusia, Allah Swt mengaruniakannya dengan beraneka ragam Mukjizat yang
sesuai dengan Kondisi, wawasan dan pemikiran Ummat manusia dari setiap
generasi-generasi hingga hari Kiamat. Seperti Pada zaman Arab Jahiliah, ketika
kefasihan tutur kata tertuang dalam bait-bait Syair yang sangat dibanggakan
oleh bangsa Arab, maka Al-Quran tampil dengan gaya literatur yang karismatik
dan tak tertandingi yang seketika melumpuhkan lidah-lidah para pujangga besar
Arab dalam menentang dan mengingkari keajaiban kesastraan Mukjizat Nabi
Muhammad Saw. Tidak berhenti sampai di sini, setelah Beliau wafat bukti-bukti
kebenarannya masih terus bermunculan dari generasi ke generasi, betapa banyak
kejadian yang membuktikan kebenaran Nubuwat-Nubuwat Baginda Rasulullah ?, Bukti
kebenaran tersebut akan terus bermunculan bahkan pada era modern saat ini,
ketika kejayaan sains melahirkan teknologi dan penemuan-penemuan yang
menakjubkan Allah Swt kembali memperlihatkan kebesaran-Nya lewat Mukjizat Nabi
Akhir Zaman ini yang terdapat dalam Al-Quran dan As-sunnah. Diantara Mukjizat
paling spektakuler yang menyikap keterlambatan Ilmu pengetahuan dan banyak
mengislamkan para Ilmuwan Besar (1) adalah Mukjizat tentang
tahapan-tahapan penciptaan manusia dalam janin (Embriologi) yang akan kita
ketahui dalam beberapa bagian tulisan InsyaAllah.
Ketika
berbicara tentang Embriologi dalam prespektif Al-Quran dan As-Sunnah
terdapat beberapa fase atau tahapan dasar yang akan dilalui embrio sebelum
berevolusi menjadi manusia, Mengenai tahapan evolusi embrio Allah Swt
berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ
طِينٍ(12)ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ(13)ثُمَّ خَلَقْنَا
النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ
عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ
فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ(14)
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah (12) Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (14)”( Al-Muminun: 12-14)
Dari ayat
ini, Fase penciptaan Manusia terbagi dalam beberapa tahapan yaitu: Fase
pertama: sperma (Air mani), Fase kedua: Segumpal darah dan daging, Fase
ketiga: pembentukan tulang belulang dan pembungkusan (dengan) daging, Fase
Keempat: pembentukan Manusia.
Fase
Pertama-Sperma
Di antara
permasalahan yang sukar nan kompleks sepanjang perjalanan sejarah embriologi
adalah Penemuan mengenai urutan dan tahapan-tahapan pembentukan Embrio,
dianggap rumit dikarenakan keterbatasan sarana dalam meneliti eksistensi embrio
yang berukuran sangat kecil terkhusus pada minggu-minggu pertama
kehamilan, hingga ditemukannya Mikroskop pada abad ke tujuh belas yang
mendorong para Ilmuwan untuk menyimpulkan bahwa sel sperma pada lelaki dan sel
telur pada perempuan memiliki peranan mendasar dalam pembentukan embrio.
Namun pada
hakekatnya, Al-Quran ( yang kembali ke abad ketujuh silam) adalah referensi
pertama yang menjelaskan secara detail tahapan-tahapan eksternal embrio, dan
proses-proses internal penting yang terjadi dalam setiap tahapannya. Dengan
pengistilahan Komprehensif yang sangat fleksibel Al-Quran telah
menguraikan fakta Ilmiah tersebut.
Ada pun Fase
pertama yang akan kita bahas pada bagian tulisan kali ini adalah Tahapan Sperma
(air mani) atau Spermatozoid (النطفة )
Definisi
istilah
Kata نطفة
Sperma dalam bahasa Arab dapat diartikan dalam beberapa makna, diantaranya:
Sedikit atau setetes air. Dan Ibnu Manzur menafsirkan bahwa: Sperma disamakan
dengan setetes air (2)
Sepeti yang
diisyaratkan dalam Hadist riwayat Imam ahmad dari Abdullah bin Masud ra bahwa:
seorang yahudi pernah berlalu sementara Rasulullah Saw tengah berbincang dengan
para sahabatnya, lalu berkatalah Kafir Qurais kepadanya: “Wahai Yahudi,
sesungguhnya orang ini (Nabi Muhammad) mengaku dirinya sebagai Nabi”, Yahudi
berkata: “akan kutanyakan kepadanya tentang sesuatu yang tidak diketahui
kecuali para Nabi”, maka ia pun datang dan duduk di hadapan Beliau kemudian
bertanya: “ wahai Muahmmad, dari manakah Manusia diciptakan?, Rasulullah Saw
menjawab: “Wahai yahudi,(diciptakan) dari setiap Air mani Laki-laki dan
Perempuan” (3)
Dari hadist
ini dapat dikatakan bahwa istilah air mani mencangkup Sel sperma dan Ovum, yang
akan berakhir pada proses implantasi (penanaman) dan ada pun prose-proses yang
akan dilalui sperma sebagai berikut:
1. Air yang
terpancarkan ( ماء دافق )
Sperma pada
Pria keluar dengan terpancarkan, seperi yang diisyaratkan dalam Al-Quran:
فَلْيَنظُرْ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ(5)خُلِقَ مِنْ
مَاءٍ دَافِقٍ(6)
“Maka
hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (5) Dia diciptakan
dari air yang dipancarkan (6) (Ath Thariq: 5-6)
Yang perlu
diperhatikan dari ayat ini bahwa kata `Pancar` disandingkan dengan `Air` yang
menunjukkan makna: sifat pancaran yang kuat pada Air (4)
Di era
Modern kini, ilmu pengetahuan menemukankan bahwa sel-sel sperma yang terdapat
pada air mani pria harus berkriteria organisme yang aktif dan bergerak
memancar, karena hal itu merupakan syarat terpenuhinya proses inseminasi
(pembuahan). Juga ilmu pengetahuan berkesimpulan bahwa Air mani perempuan yang
mengandung Ovum (sel telur) bergerak memancar sewaktu keluar menuju saluran
rahim (Tuba Fallopi) dan karakteristik Ovum harus berjenis organism aktif dan
bergerak merambat untuk mencapai proses pembuahan.
Maka makna
dari `Air yang dipancarkan` yang dijelaskan dalam Al-Quran telah mewakili sifat
cairan dari sperma dan Ovum sebelum proses pembuhan.
2. Saripati
( سلالة )
Lafaz سلالة
Saripati dalam bahas Arab digunakan dalam beberapa makna, diantaranya:
Sesuatu yang
tercabut atau terlepas secara perlahan-lahan (5)
Juga bisa
bermakna: ikan panjang (6)
Salah satu
Ahli tafsir mengatakan bahwa Kata المهين (yang hina) yang dimaksud dalam Ayat
adalah cairan lelaki (7)
ketika kita
memperhatikan dengan seksama bentuk sel-sel Sperma maka bisa kita simpulkan
bahwa sel Sperma adalah: Saripati yang berasal dari sperma laki-laki berbentuk
ikan panjang dari cairan yang hina (Air mani) (Lihat Gamabar 1), semua hal itu
telah tercantum dalam firman-Nya:
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ
مَهِينٍ
Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (As-Sajadah: 8)
Dengan
masuknya sel sperma pada sel telur, maka keduanya akan membentuk نطفة الأمشاج
atau setetes mani yang bercampur (antara benih lelaki dengan perempuan)
(Lihat gambar 4). Dalam salah satu Hadist Nabawi menjelaskan bahwa proses
pembuahan tidak akan terjadi dari semua sel-sel sperma yang terdapat pada Air
mani lelaki, Rasulullah Saw Bersabda:
ما من كل الماء يكون الولد
“Tidaklah
dari setiap Air (akan) menjadi Anak” (HR. Muslim) (8)
Uraian Hadis
Nabawi di atas sangat tepat dengan apa yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan
saat ini bahwa proses penyeleksian yang dialami sel-sel sperma terjadi sebelum
tahapan penciptaan.
Gambar 3: Ovum yang dikelilingi oleh sel-sel
Sperma yang aktif menuju ke aranya, Dan ketika salah satu dari sel-sel itu
berhasil mencapainya (pembuahan) maka tahapan Saripati akan membuahkan نطفة
الأمشاج atau setetes mani yang bercampur.
3.
Setetes mani yang tercampur ( نطفة الأمشاج )
Bentuk Ovum
yang telah terbuahi mensimulasikan bentuk `Setetes Air`, wujud ini persis
dengan makna نطفة (sedikit atau setetes air) seperti yang telah dijelaskan.
Adapun makna
dari نطفة الأمشاج adalah: setetes cairan yang telah tercampuri, dan setetes
campuran ini dapat diketahui pada awal proses pembentukannya (Zigot).
Mengenai
tetesan cairan ini Al-Quran telah menyinggungnya dengan istilah `Setetes Mani`
dalam Ayat:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ
نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat. (Al-Insan: 2)
Adapun
uraian penting yang terdapat dengan ayat ini, yaitu kata `Setetes` yang
merupakan kata tunggal bersandingan dengan kata أمشاج (kata jamak ) yang
berfungsi sebagai sifat dari kata `Setetes`, dalam qaidah bahasa Arab
menjelaskan bahwa kedudukan sifat harus mengikut dengan yang disifati baik itu
dalam keadaan Tunggal, rangkap, atau jamak (lebih dari satu).
Dan pengistilahan
نطفة الأمشاج sebagai mana yang dipahami oleh para Ulama Tafsir bahwa : نطفة
bermakna tunggal, tetapi dalam arti Jamak (9)
Dan kata
أمشاج dalam perspektif Ilmiah memiliki signifikansi yang sangat mendetail yaitu
: ibarat Organisme tunggal yang terdiri dari berbagai campuran dan membawah
unsur karakteristik leluhur dan cucu-cucu pada setiap Janin.
Dalam
tahapan ini pertumbuhannya akan terus berkembang dalam wujud `Setetes Air` yang
terdiri dari berbagai sel kecil yang disebut Blastomer, dan setelah Empat
hari akan terdiri dari bulatan-bulatan sel yang dinamakan Morula yang kemudian
menjadi Blastocyst.
Melalui
Mikroskop, tampak gambar نطفة pada berwujud Morula
Selama
tahapan ini, istilah نطفة الأمشاج sangat cocok untuk mengambarkan perkembangan
yang dilalui sel sperma dan Ovum hingga menjadi Zigot.
Demikianlah
spesifikasi Al-Quran yang begitu menakjubkan, Dengan mengunakan
pengistilahan yang menyeluruh dan pengambaran yang mendetail, Al-Quran
telah menguraikan fase pertama tentang penciptaan Manusia (yang masih berlanjut
pada tiga tahapan dalam Zigot di bagian tulisan selanjutnya) , jika tanpa
dilengkapi dengan alat pendeteksi yang mutakhir mustahil Ilmu pengetahuan bisa
mengungkapkan misteri Embrio yang telah terkubur selama berabad-abab, Dan
dengan kemajuan teknologi dan Ilmu pengetahuan hal itu Justru menjadi saksi
atas kebenaran Mukjizat Al-Quran dan As-sunnah. Dengan seiring berjalannya
waktu Allah Saw akan terus memperlihatkan kebesarannya lewat penemuan-penemuan
Umat Manusia itu sendiri.
وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ
“Dan
sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa
waktu lagi”(Shaad: 88)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar