Senin, 17 Februari 2014

“PENGANTAR STATISTIKA”



1.    Probability sampling dalam penelitian biasa juga diistilahkan dengan random sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap elemen populasi untuk diambil sebagai sampel. Artinya jika elemen populasinya ada 1000 yang akan diajadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen mempunyai kemungkinan 25/1000 untuk bisa dipilih menjadi sampel.
probability sampling, pemilihan sampel tidak dilakukan secara subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan si peneliti sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Dengan demikian diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk mendug karakteristik populasi secara objektif. Di samping tiu, teori-teori probabilitas (peluang) yang dipake dalam probability sampling memungkinkan peneliti untuk mengetahui bias yang muncul dan sejauh mana bias yang muncul tersebut menyimpang dari perkiraan.

2.    Teknik Pengambilan sampel yang termasuk dalam Probability Sampling yaitu:
A.    Simple Random Sampling
Simple Random Sampling atau sampel acak sederhana adalah cara mengambil sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih begi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.
B.    Stratified Random Sampling
Stratified randomsampling atau pengambilan sampel secara acak stratifikasi digunakan apabila suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai Kerakteristik tang berbeda-beda atau heterogen. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi kerakteristik umum dari anggota populasi. Kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis kerakteristik unit-unit tersebut.  Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
C.   Sysmatyc Random Sampling
Pengambilan sampel sistematis ialah suatu metode pengambilan sampel, di mana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilh secara sistematis menurut suatu pola tertentu,

D.   Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel apabila objek yang akan diteliti atau sumber data yang sangat luas. Misalnya penduduk suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk mentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data maka pengambilan sampel ditentukan secara bertahap dari wilayah terkecil (kabupaten).

3.    Yang dimaksud dengan. Non-Probability sampling adalah Pengambilan sampel tanpa menggunakan kaidah dasar teori probabilita (nonrandom) sehingga estimasi yang dihasilkan umumnya tidak mewakili karakteristik suatu populasi kecuali populasi yang dimaksud bersifat sangat homogen. Pemilihan sampel berdasarkan kebijaksanaan dari penarik sampel. Contohnya: Purposive/judgement, quota sampel,  sampling untuk populasi bergerak dan haphazard/fortuitous sampel.

4.    Teknik pengambilan sampel pada Nonprobability sampling:
Teknik non Probilitas merupakan teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri dari:
a.  sampling sistematis,
b.  sampling kuota,
c.  sampling aksidental,
d.  sampling purposive,
e.  sampling jenuh dan
f.    snowball sampling.
nonprobability sampling seringkali menjadi alternative pilihan dengan pertimbangan yang terkait dengan penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan subjektifitas peneliti.

Rabu, 08 Januari 2014

Ketika Guru Malas Mengajar



Oleh : Rhezha Hussein, S.Pd. M.Si.
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menemukan sekitar 500 ribu guru masih malas mengajar. Jumlah ini merata di seluruh daerah, baik kota besar maupun kecil (Indo Pos, 2013).
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai alasan-alasan pasti di balik banyaknya guru yang malas mengajar. Tetapi setidaknya pada saat sekarang kita bisa membuat dugaan sementara (hipotesa) apa saja faktor-faktor penyebab malasnya guru masuk kelas.
Pertama, rendahnya penguasaan materi pelajaran. Guru yang tidak menguasai pelajaran lambat laun akan kewalahan menghadapi siswa-siswinya di kelas. Pada akhirnya apabila persoalan rendahnya penguasaan materi pelajaran ini tidak ditanggulangi dengan segera, maka akan mengakibatkan guru malas masuk mengajar.
Kedua, tidak menguasai metode mengajar. Penguasaan materi pelajaran saja tidak cukup. Guru juga harus mempunyai kemampuan mengajar yang baik. Sehingga, penguasaan metode mengajar yang inovatif dan bervariasi mutlak dikuasai oleh guru. Minimnya variasi mengajar guru mengakibatkan siswa cepat bosan. Kebosanan siswa pada akhirnya akan menjangkiti guru.
Ketiga, pengaruh lingkungan. Seorang guru muda baru lulus dan memiliki semangat mengajar yang tinggi secara tidak sadar dapat menjadi guru pemalas apabila berada pada sekolah yang tidak disiplin. Masuk atau tidak masuk kelas tidak pernah dipermasalahkan. Berada di lingkungan yang demikian akan membuat seorang guru idealis menjadi guru pemalas.
Keempat, faktor keluarga. Alasan keluarga tidak jarang membuat seorang guru tidak masuk kelas untuk memenuhi kewajibannya memberikan pelajaran kepada siswa-siswinya. Anak si guru yang sakit secara tiba-tiba, sementara si guru tidak punya siapa-siapa untuk membawa si anak ke rumah sakit.
Kelima, guru memiliki usaha lain yang lebih menjanjikan secara finansial. Dengan adanya usaha sampingan ini membuat guru kehilangan fokus terhadap profesi utamanya sebagai pengajar. Mengajar hanya dijadikan pekerjaan sampingan, sementara bisnis atau usahanyalah yang diutamakan.
Terakhir, rendahnya komitmen guru. Apapun nampaknya dapat dijadikan guru sebagai alasan di balik malasnya si guru mengajar. Tempat tinggal yang jauh dan sejuta alasan lain bisa keluar dari mulut guru yang memiliki komitmen rendah.
Mencari Solusi yang Tepat
Banyak yang berharap dengan adanya sertifikasi guru, maka perilaku negatif guru yang salah satunya adalah malasnya guru mengajar akan segera teratasi. Tetapi, harapan itu nampaknya masih belum menjadi kenyataan. Buktinya, masih banyak guru yang malas mengajar termasuk guru-guru yang sudah menerima tunjangan profesi pendidik.
Hanya menyalahkan guru mungkin tidak akan menyelesaikan persoalan. Pemerintah harus mencari faktor-faktor pasti penyebab malasnya guru mengajar dan mencarikan solusi yang tepat agar di kemudian hari tidak ada lagi guru yang malas mengajar.
Penulis dalam artikel ini mencoba memberikan solusi alternatif untuk mengatasi persoalan malasnya guru mengajar.
Solusinya antara lain adalah meningkatkan kompetensi guru baik penguasaan materi pelajaran dan metode pengajaran. Semua guru harus terus meng-upgrade pengetahuannya agar tidak ketinggalan zaman (out of date).
Metode dan teknik pengajaran terbaru harus dikuasai oleh guru. Ini untuk mengantisipasi berubahnya pola belajar siswa sekarang yang pastinya sangat jauh berbeda dengan ketika guru masih menjadi siswa.
Penguasaan kompetensi materi pelajaran dan metode pengajaran juga harus diikuti dengan penguasaan teknologi informasi. Guru harus dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi ini dalam proses belajar mengajar di kelas. Kemudahan yang ditawarkan oleh kecanggihan teknologi informasi niscaya akan membuat guru betah mengajar dan siswa rajin belajar.
Solusi lain adalah perlunya penyegaran. Guru yang mengajar hanya di satu sekolah sepanjang karir mengajarnya memiliki kecenderungan untuk menjadi guru yang malas mengajar. Rutinitas yang sama selama bertahun-tahun membuat guru tersebut kehilangan kreatifitas dan inovasi dalam mengajar. Pengaruhnya akan terasa dalam proses belajar mengajar di kelas yang menjadi semakin hambar dari hari ke hari.
Dengan demikian diperlukan penyegaran dengan program mutasi guru. Apabila seorang guru sudah mengajar selama bertahun-tahun, sudah waktunya bagi guru tersebut datang ke sekolah baru untuk menyambut tantangan baru dengan semangat baru. Di sekolah baru guru tersebut akan memiliki pengalaman baru dan teman sejawat baru.
Tindak Tegas Guru Pemalas
Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat dan bijaksana atas temuan banyaknya guru yang malas mengajar tersebut. Jika tidak maka tidak menutup kemungkinan angka guru yang malasa mengajar bukannya berkurang melainkan semakin meningkat. Hal tersebut tentu saja tidak boleh terjadi.
Tindakan tegas terhadap guru pemalas sangat diperlukan. Apabila si guru pemalas lebih mementingkan bisnis atau usaha pribadinya alangkah baiknya pemerintah bersikap tegas. Si guru disuruh memilih mana tetap menjadi guru PNS atau memilih menjadi pengusaha. Ini perlu dilakukan, terlebih sekarang guru sudah mendapat tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok.
Terhadap guru yang rendah komitmennya tindakan tegas juga sangat diperlukan. Mereka harus meningkatkan komitmen terhadap profesi guru yang dipilih, jika tidak mereka dipersilahkan untuk memilih profesi lain yang lebih menarik minat mereka.
Pemerintah berkewajiban meningkatkan kompetensi dan kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Perlu pemerataan kesempatan memperoleh penataran atau pendidikan pelatihan (diklat). Tidak seperti yang terjadi sekarang yaitu adanya kesenjangan kesempatan mengikuti penataran dan diklat bagi guru. Ada guru yang menjadi spesialis penataran dan diklat karena setiap ada kegiatan penataran atau diklat si guru tersebut yang selalu dikirim. Sementara ada guru lain yang jarang bahkan tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti penataran dan diklat.

Rabu, 01 Januari 2014

Coelenterata


Karang yang ada di pantai tebentuk dari kerangka luar tubuh salah satu jenis coelenterata.Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.

Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks. Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.

Ciri tubuh

Ciri tubuh Coelenterata meliputi ukurang, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh

Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam.Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel).Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang.

Struktur dan fungsi tubuh

Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol. Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.

Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan
karena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).

Cara hidup

Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.

Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

Klasifikasi
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
Hydrozoa

Hydrozoa
(dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia.

Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.

Scyphozoa

Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.

Anthozoa

Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.

Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
Peranan Coelenterata dalam Kehidupan Manusia

Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang.Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang.Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tingg terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef di Australia.Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini.Selain itu, terumbu karang sanga indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.