Jumat, 11 Desember 2015

Porifera



Porifera dalam bahasa latin , porus artinya pori, sedangkan fer artinya membawa. Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana.Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehinggaporifera disebut juga sebagai hewan spons.

Ciri Tubuh

Ciri tubuh Porifera meliputi ukuran, bentuk, struktur dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk

Ukuran porifera sangat beragam. Beberapa jenis porifera ada yang berukuran sebesar butiran beras,
sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan diameter hingga 2 meter.
Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan meskipun ada yang simetris radial.
Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan.
Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil atau pori(ostium). Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat, dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu.

Struktur dan fungsi tubuh

Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa.
Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit.
Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh.Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit.Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol.
Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum.
Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.

Cara hidup dan Habitat

Porifera hidup secara heterotof.
Makananya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.

Reproduksi

Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut juga tunas internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.

Klasifikasi porifera

Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).

Hexactinellida (Hyalospongiae)

Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia = spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 – 1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.

Demospongiae

Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin.

Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera.

Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis.


Calcarea (Calcisspongiae)

Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10 cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa lancifer.
Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan leukonoid

Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia

Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.

Senin, 27 April 2015

Perbedaan Hewan Vertebrata Dan Invertebrata



Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata.
Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya.

Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:

  1. Mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor.
  2. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
  3. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
  4. Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada contohnya pada katak.

 Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:

  1. Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk pengendalian. Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh
  2. Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
  3. Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan kondisi lingkungan (poikiloternal)
  4. Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang operculum
  5. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di sebelah vertran (depan) dan tulang belakang
  6. Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam)
  7.  Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma/

Pengertian Hewan Invertebrata
Hewan Invertebrata adalah yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata.

Filum-filum hewan invertebrate
 1.      Filum Protozoa
Frotozoa merupakan hewan bersel satu yang hidup di dalam air, protozoa memakan tumbuhan dan hewan, frotozoa berkembang biak secara reproduksi unseksual atau vegetatif
dengan cara membelah diri dan dengan cara seksuan / generatif konjugasi.

Filum Protozoa terbagi menjadi beberapa kelas:

  1. Kelas hewan berambut getar (cikata)
  2. Kelas hewan berkaki semu (rhizopoda)
  3. Kelas hewan berspora (sporozoa)
  4. Kelas hewan berbulu cambuk (flogellato)

 2.      Filum forifera (hewan berfori)

Forifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, jadi forifera dapat berpindah tempat dengan bebas, tubuh forifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) forifera dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif.

Forifera terdiri dari tiga kelas:
1.      Kelas corcorea
Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut yang dangkal, contoh; seghpha SP, charsarina SP
2.      Kelas hexactinelida

3.      Filum Platyhelminthes

Kata platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, kata plays (pipih) dan hemlines (cacing). Platyhelminthes adalah yang mempunyai pipih. Hewan golongan ini mempunyai tubuh
simetris bilateral, (kedua sisi sama), tubuh lunak dan tidak bersegmen (ruas) tetapi tidak mempunyai peredaran darah.

Platyhelminthes terbagi ke dalam tiga kelas yaitu:
1.      Kelas turbellaria (cacing berambut getar)
2.      Kelas trematoda (cacing isap)
3.      Kelas cestroda (cacing pita)

4.      Filum Mollusca (hewan lunak)

Sesuai dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran

Mollusca dibedakan menjadi 4 kelas;
1) Kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram)
2) Kelas gastropoda (golongan siput)
3) Kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi)
4) Kelas amphineura

5.      Filum enchinodermata (hewan berkulit duri)

Kata di atas berasal dari bahasa Yunani echimos (landak) dan derma (kulit) semua hewan yang termasuk filum echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk tubuhnya simetris radial (sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem ameudakral (sistem pompa air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol. Daya generasinya amat besar.

Filum enchinodermata terdiri dari 5 kelas yaitu:
1) Kelas bintang laut (asteroidal)
2) Kelas landak laut (echinoidal)
3) Kelas bintang laut (opiuroidal)
4) Kelas lilin laut (crinoidal)
5) Kelas teripong (holothuroidae)

6.      Filum antropoda

Filum ini mempunyai Jumlah species yang paling besar dibandingkan filum-filum lain. Tubuh dan kaki beruasa-ruas dan simetris bilateral, rangka luar mengandung zat kimia. Antropoda mempunyai peredaran darah, tetapi darahnya tidak berwarna, pertumbuhannya lama mengalami metamorfosis (perubahan bentuk).

Filum antropoda terdiri atas:
1) Kelas serangga (insecta)
2) Kelas laba-laba (arachoidae)
3) Kelas udang-udangan (erustacea)
4) Kelas lipan (mynapoda).

Senin, 17 Februari 2014

“PENGANTAR STATISTIKA”



1.    Probability sampling dalam penelitian biasa juga diistilahkan dengan random sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap elemen populasi untuk diambil sebagai sampel. Artinya jika elemen populasinya ada 1000 yang akan diajadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen mempunyai kemungkinan 25/1000 untuk bisa dipilih menjadi sampel.
probability sampling, pemilihan sampel tidak dilakukan secara subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan si peneliti sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Dengan demikian diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk mendug karakteristik populasi secara objektif. Di samping tiu, teori-teori probabilitas (peluang) yang dipake dalam probability sampling memungkinkan peneliti untuk mengetahui bias yang muncul dan sejauh mana bias yang muncul tersebut menyimpang dari perkiraan.

2.    Teknik Pengambilan sampel yang termasuk dalam Probability Sampling yaitu:
A.    Simple Random Sampling
Simple Random Sampling atau sampel acak sederhana adalah cara mengambil sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih begi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.
B.    Stratified Random Sampling
Stratified randomsampling atau pengambilan sampel secara acak stratifikasi digunakan apabila suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai Kerakteristik tang berbeda-beda atau heterogen. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi kerakteristik umum dari anggota populasi. Kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis kerakteristik unit-unit tersebut.  Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
C.   Sysmatyc Random Sampling
Pengambilan sampel sistematis ialah suatu metode pengambilan sampel, di mana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilh secara sistematis menurut suatu pola tertentu,

D.   Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel apabila objek yang akan diteliti atau sumber data yang sangat luas. Misalnya penduduk suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk mentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data maka pengambilan sampel ditentukan secara bertahap dari wilayah terkecil (kabupaten).

3.    Yang dimaksud dengan. Non-Probability sampling adalah Pengambilan sampel tanpa menggunakan kaidah dasar teori probabilita (nonrandom) sehingga estimasi yang dihasilkan umumnya tidak mewakili karakteristik suatu populasi kecuali populasi yang dimaksud bersifat sangat homogen. Pemilihan sampel berdasarkan kebijaksanaan dari penarik sampel. Contohnya: Purposive/judgement, quota sampel,  sampling untuk populasi bergerak dan haphazard/fortuitous sampel.

4.    Teknik pengambilan sampel pada Nonprobability sampling:
Teknik non Probilitas merupakan teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri dari:
a.  sampling sistematis,
b.  sampling kuota,
c.  sampling aksidental,
d.  sampling purposive,
e.  sampling jenuh dan
f.    snowball sampling.
nonprobability sampling seringkali menjadi alternative pilihan dengan pertimbangan yang terkait dengan penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan subjektifitas peneliti.